Lem Nagari Salayo Terus Berjuang Memperbaiki Mutu Biji Kakao
Diposting Selasa, 10 September 2019 10:09 amSolok, September 2019. Lembaga Ekonomi Masyarakat (LEM) Nagari Salayo kendati baru berumur setahun namun telah menunjukkan eksistensinya untuk meningkatkan mutu biji kakao. Tak berlebihan jika LEM tersebut disematkan istilah “Ini Baru LEM” bukan “Ini LEM Baru”, karena faktanya LEM tersebut mampu mengorganisir anggota dan organisasinya dengan baik kendati belum lama dibentuk.
Dibawah kepemimpinan ketua LEM Bapak Marrabuka dan Pengurus serta dukungan Kepala Nagari selaku pembina LEM, secara kolektif mampu memaksimalkan segala potensi perkebunan terutama komoditi kakao. Berbagai upaya telah dilakukan petani yang tergabung dalam kelembagaan tersebut antara lain perbaikan kebun, budidaya tanaman, pascapanen dan inisiatif pengolahan kakao menjadi coklat. Kegiatan tersebut secara berkala dilakukan dan mereka mendapat pendampingan dari Fasilitator LEM.
Taufik Rajabatuah salah satu Fasilitator LEM menyatakan komitmennya untuk mengawal dan terus bersama petani. “Kami terus berupaya mengembangkan LEM, dari Dinas pertanian Kabupaten Solok telah memberikan fasilitasi sarana pascapanen kakao untuk LEM Nagari Salayo ini untuk mendukung LEM memproduksi biji kakao fermentasi”, demikian ungkap Taufik, fasilitator ini yang tak pernah lelah mendamping petani. Ia bersama rekan-rekan lain sesama FasLEM dan Dinas Pertanian Kabupaten Solok terus berupaya mengembangkan LEM. Sebagaimana ungkapannya sebagai bentuk perhatian dan komitmen Dinas Pertanian Kabupaten Solok telah memberikan fasilitasi sarana pascapanen kakao kepada LEM Nagari Salayo. Hal ini dimaksud sebagai upaya mendukung petani yang tergabung dalam kelembagaan LEM dapat memproduksi biji kakao fermentasi.
LEM yang dibentuk melalui inisiasi Ditjen Perkebunan pada tahun 2018 ini saat ini memiliki 45 orang anggota aktif dengan akte notaris nomor 186 Tanggal 13 November 2018. Luas kebun yang dimiliki anggota yang bergabung di LEM seluas 75 Ha dengan jumlah produksi 50 – 60 Ton/Tahun dalam bentuk kakao fermentasi dan biji kakao kering. Harga kakao fermentasi saat ini Rp. 31.000/kg dan biji kakao kering Rp.26.000/kg. Saat ini kemitraan LEM merupakan supplier biji kakao fermentasi untuk PT. PAII (Pengelola Aset Islam Indonesia) dan sebagian kecil dijual ke pedagang pengumpul.
Karena produktivitas yang terbilang baik, salah satu kebun anggota LEM Nagari Salayo, Bapak Busron menjadi kebun percontohan saat peringatan hari kakao nasional (HKN) 27-29 September 2019 nanti. Lahan yang dimiliki seluas 2,8 Ha (2.000 pohon) dengan jumlah produksi 150 – 200 Kg/bulan biji kakao, yang 75%nya merupakan biji kakao fermentasi. Beliau setiap minggu dapat memanen hasil kebunnya memiliki produktivitas yang baik karena teknik sambung samping dan sambung pucuk terhadap klon-klon yang buahnya kecil/kurang baik. Ia menyatakan bahwa LEM merupakan lembaga yang sangat baik untuk petani, untuk bersama-sama memelihara kebun, dan juga membuka unit usaha baru untuk anggota dan masyarakat. HNY