Dampak Serangan Hama Kumbang Nyiur (Oryctes rhinoceros) pada Tanaman Kelapa (Cocos nucifera) dan Upaya Pengendaliannya
Diposting Jumat, 11 Juli 2025 10:07 amOleh : Risky Prasetyo, S.Si. (Calon POPT BPTP Pontianak)
Tanaman kelapa (Cocos nucifera) digolongkan ke dalam famili Arecaceae dan dikenal sebagai salah satu tanaman perkebunan unggulan di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (2023) produksi tanaman kelapa hampir mencapai 2,9 juta ton dan menempati urutan kedua secara Nasional sebagai tanaman perkebunan dengan produksi tertinggi tepat di bawah kelapa sawit. Hal ini tentu sejalan dengan ideologi pemikiran masyarakat Indonesia yang memanfaatkan tanaman kelapa dalam keperluan berbagai bidang seperti pangan, obat-obatan, dan konstruksi. Upaya yang dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan produktivitas kelapa di masa yang akan datang perlu diimbangi dengan pengendalian hama dan penyakit tanaman yang masih menjadi ancaman serius bagi para pemiliki kebun kelapa. Salah satu hama yang perlu dikendalikan adalah kumbang nyiur (Oryctes rhinoceros) atau dikenal sebagai kumbang tanduk.
Kumbang nyiur termasuk ke dalam jenis serangga yang melakukan metamorfosis secara sempurna dan memiliki tiga stadium pradewasa yaitu telur, larva (instar I-III), dan pupa. Siklus hidup kumbang nyiur dimulai dari telur yang berbentuk bulat lonjong dan berwarna putih. Kemudian larva Instar I berwarna putih transparan, larva instar II berwarna putih dan terdapat warna hitam di ujung abdomen. Larva instar III memiliki abdomen yang semakin menghitam. Hal ini menandakan proses makan dari larva yang bertambah sebelumnya. Sementara itu, pupa cenderung berwarna jingga dan sedikit menghitam di bagian ujung abdomen. Pada stadia ini, sudah terlihat sepasang sayap, tungkai baru dan juga tanduk. Panjang tanduk pupa akan bertambah mengikuti perkembangan sampai menjadi imago (Andre et al., 2020).

Sumber: https://aubreymoore.github.io/CRB-Guam-Past-Present-Future/crb_life_cycle2_cropped.png

Sumber: Rosario et al., 2023
Kumbang nyiur (Oryctes rhinoceros) merupakan salah satu hama tanaman kelapa yang dapat menyebabkan kerusakan parah dan kerugian dengan menurunkan produktivitas buah kelapa (Sinaga dan Santi 2020; Anggini et al. 2022). Serangan hama kumbang ini dapat mengganggu kondisi fisiologis tanaman kelapa yang menyebabkan tanaman ini tidak mampu memproduksi buah secara maksimal. Selain itu, dampak serangan hama ini juga menyebabkan rusaknya pelepah daun muda yang belum terbuka, akibatnya produksi menurun dan serangan berat dapat menyebabkan kematian pada tanaman kelapa. Kerusakan ditandai dengan gejala serangan daun kelapa membentuk bekas guntingan seperti huruf “V” (Salim dan Rachmat, 2016).

Sumber: Salim dan Rachmat, 2016
Penelitian-penelitian satu dekade terakhir membuktikan bahwa kumbang nyiur (Oryctes rhinoceros) merupakan hama penting tanaman kelapa sehingga perlu pengendalian lebih lanjut untuk menekan populasi hama tersebut. Hal ini sejalan dengan penelitian Suswanto et al. (2020) yang telah melakukan pengendalian hama kumbang badak pada kebun kelapa di Kecamatan Kubu, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat berbasis pengendalian hama terpadu (PHT) seperti perbanyakan Metharizium spp. pada media jagung dan larva, pembuatan perangkap peneluran dengan mengumpulkan sampah dan sisa batang kelapa yang tumbang atau ditebang, serta pembuatan perangkap feromon menggunakan feromonas sebagai antraktan dan ember sebagai medianya.
Informasi di atas telah menjelaskan dan membuka mata kita bersama bahwa kehadiran hama kumbang nyiur tentu menjadi momok bagi para petani kelapa. Dampak serangannya menitikberatkan pada bagian vital dari suatu tanaman, yaitu pucuk atau titik tumbuh. Akibatnya, pohon kelapa tidak dapat tumbuh secara normal, gagal berbuah, bahkan mati muda. Ini tentu berdampak besar pada penghasilan petani dan keberlanjutan perkebunan kelapa. Jika ingin menekan dampak kerugian akibat serangan hama ini, maka perlu adanya kolaborasi dengan cara mengoptimalkan keterlibatan peran petani dan pihak terkait seperti penyuluh pertanian dan pemerintah untuk menjaga keberlangsungan produksi kelapa sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Daftar Pustaka
Andre, M., Yaherwandi., & Efendi, S. (2021) BIOLOGI PRADEWASA Oryctes rhinoceros L (COLEOPTERA : SCARABIDAE) PADA DUA JENIS LIMBAH ORGANIK KELAPA SAWIT. In: Seminar Nasional Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta 2020, 14 Oktober 2020, Eastparc Hotel Yogyakarta.
Anggini, P. S., Wahyudi L., & Mantiri, F. R. (2022). Efektivitas Feromon terhadap Interesr Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros) pada Tanaman Kelapa (Cocos nucifera L.). Jurnal Bios Logos, 12(1), 71-79. https://doi.org/10.35799/jbl.v12i1.40116
Badan Pusat Statistik. (2023). Produksi Tanaman Perkebunan (Ribu Ton). Diakses 8 Juni 2025 dari https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MTMyIzI=/produksi-tanamanperkebunan.html.
Rosario, A. D., Fiegalan, E., Labe, M. S., & Calama, L. (2023). Morphometric Variation of Coconut Rhinoceros Beetle (Oryctes rhinoceros Linn.) (Coleoptera: Scarabaeidae) in Different Sites in the Philippines. Universal Journal of Agricultural Research, 11(3), 651-663. DOI: 10.13189/ujar.2023.110315.
Salim & Rachmat. (2016). Serangan Oryctes Rhinoceros pada Beberapa Varietas Kelapa (Cocos nucifera L.). Jurnal Agrisistem, 12(1), 18-25.
Sinaga, W. V., & Santi, I. S. (2021). Efektifitas Penempatan ferotrap Untuk Pengendalian Hama Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros) Pada Perkebunan Kelapa Sawit. Jurnal Agroista: Jurnal Agroteknologi, 5(1), 46-59. https://doi.org/10.55180/agi.v5i1.150
Suswanto, I., Sarbino., & Maherawati. (2020). Pengendalian Hama Kumbang Badak pada Kebun Kelapa Masyarakat. Jurnal Masyarakat Mandiri, 4(5), 752-763. https://doi.org/10.31764/jmm.v4i5.2953