BALAI PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN PONTIANAK
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Mengenal Penyakit Bercak Coklat Daun Tanaman Kelapa

Diposting     Selasa, 15 Juli 2025 01:07 pm    Oleh    Admin Balai Pontianak



Oleh : Syakhis Amri, A.Md. (Calon POPT Terampil BPTP Pontianak)

Kelapa (Cocos nucifera) adalah salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peran sangat penting di Indonesia. Tidak heran jika tanaman ini dikenal luas dengan sebutan “Pohon Kehidupan”, sebab hampir seluruh bagian pohonnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan. Air kelapa segar banyak dikonsumsi masyarakat, daging buahnya diolah menjadi santan dan minyak, sabutnya dimanfaatkan untuk bahan kerajinan atau media tanam, sedangkan tempurungnya dijadikan arang atau produk kerajinan bernilai jual tinggi. Bahkan batang kelapa tua pun sering dimanfaatkan sebagai bahan bangunan atau mebel. Dengan potensi sebesar itu, kelapa menjadi salah satu penopang ekonomi rakyat, terutama di daerah pesisir dan pulau-pulau kecil di Indonesia.

Indonesia sendiri tercatat sebagai salah satu penghasil kelapa terbesar di dunia, dengan areal perkebunan kelapa yang tersebar hampir di seluruh provinsi. Jutaan petani menggantungkan hidupnya pada budidaya kelapa, mulai dari pekebun mandiri berskala kecil hingga industri olahan kelapa di sektor hilir. Kontribusi kelapa sangat penting untuk mendukung perekonomian desa dan membuka lapangan kerja. Namun, tingginya ketergantungan terhadap komoditas ini juga membuat perkebunan kelapa rentan terhadap berbagai ancaman, salah satunya serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). Serangan hama maupun penyakit dapat menurunkan produktivitas kebun secara signifikan jika tidak ditangani dengan baik, sehingga pengendalian OPT menjadi hal yang wajib diperhatikan oleh petani dan pihak terkait.

Salah satu masalah penting yang sering menyerang tanaman kelapa adalah penyakit bercak coklat pada daun. Penyakit ini umumnya banyak dijumpai di daerah perkebunan kelapa yang memiliki curah hujan tinggi dan kelembapan udara yang cukup tinggi. Kondisi lingkungan yang lembab, drainase kebun yang kurang baik, serta tajuk pohon yang terlalu rimbun tanpa perawatan pemangkasan, menjadi faktor pendukung munculnya penyakit ini. Spora jamur penyebab bercak coklat sangat mudah berkembang biak pada daun yang basah, apalagi jika aliran udara di sekitar pohon tidak lancar. Sekilas, bercak coklat pada daun kelapa sering dianggap sepele karena gejalanya hanya berupa bintik-bintik kecil. Namun, jika dibiarkan tanpa penanganan, bercak tersebut dapat cepat menyebar ke bagian daun lainnya, bahkan menjalar ke pelepah yang masih sehat. Penyebaran yang luas akan mengurangi luas permukaan daun yang aktif melakukan fotosintesis. Akibatnya, tanaman kelapa tidak mampu memproduksi makanan dengan optimal, sehingga pertumbuhan bunga dan buah akan terganggu. Jika serangan sudah parah, hasil panen kelapa pun dapat menurun drastis dan memengaruhi pendapatan petani.

Gambar 1 Gejala penyakit bercak coklat tanaman kelapa
Gambar 2 Cendawan Curvularia sp.

Gejala awal dari penyakit bercak coklat pada tanaman kelapa umumnya dapat dilihat dengan munculnya bintik-bintik kecil berwarna kuning kecoklatan di permukaan daun. Bintikbintik ini biasanya muncul secara acak, terutama pada daun-daun yang lebih tua atau pada bagian daun yang sering terkena percikan air hujan. Awalnya, ukuran bercak hanya beberapa milimeter, tetapi jika kondisi lingkungan mendukung seperti kelembapan tinggi dan sirkulasi udara buruk, maka bercak akan cepat melebar. Warna bercak pun akan berubah menjadi coklat tua, dengan tepi yang tampak lebih gelap atau kehitaman, menandakan bahwa jaringan daun di sekitar area tersebut mulai mati. Pada serangan yang lebih parah, bercak-bercak kecil ini dapat saling bergabung dan membentuk area nekrotik yang lebih luas dan tidak beraturan. Daun yang terinfeksi berat akan kehilangan sebagian besar jaringan hijau yang berfungsi untuk fotosintesis. Akibatnya, daun menjadi kering lebih cepat, rapuh, dan rontok sebelum waktunya. Jika banyak daun yang gugur secara prematur, tanaman akan kekurangan energi untuk mendukung pembentukan bunga dan perkembangan buah kelapa. Dalam jangka panjang, hal ini tentu akan berdampak langsung pada penurunan hasil panen dan berpotensi merugikan petani.

Langkah awal yang paling penting untuk mengendalikan penyakit bercak coklat pada tanaman kelapa adalah dengan menjaga sanitasi kebun secara rutin. Petani harus rajin memeriksa kondisi daun, terutama pada musim hujan atau saat kelembapan tinggi. Daun-daun yang sudah terinfeksi berat sebaiknya segera dipangkas dan dimusnahkan, misalnya dengan cara dibakar atau dikubur jauh dari area kebun, agar sumber penyakit tidak menyebar ke tanaman sehat di sekitarnya. Kebersihan kebun juga mencakup pembersihan gulma dan sampah organik yang dapat menjadi tempat berkembangnya spora jamur. Selain itu, pengaturan jarak tanam yang ideal dan pemangkasan tajuk secara berkala juga sangat penting untuk memastikan sirkulasi udara di antara pohon kelapa tetap lancar. Sirkulasi udara yang baik akan menurunkan kelembapan berlebih di sekitar daun, sehingga menghambat perkembangan spora jamur penyebab bercak coklat. Apabila kondisi serangan cukup berat, petani dapat memanfaatkan fungisida nabati seperti larutan ekstrak daun mimba atau mengaplikasikan fungisida kimia sesuai dosis dan petunjuk teknis yang direkomendasikan. Dengan menerapkan Pengendalian Hama Terpadu (PHT), yaitu menggabungkan langkah pencegahan, monitoring, dan tindakan pengobatan, upaya pengendalian penyakit bercak coklat akan menjadi lebih efektif, berkelanjutan, dan ramah lingkungan dibandingkan hanya bertindak jika serangan sudah parah.

Untuk mewujudkan perkebunan kelapa yang sehat dan produktif, petani harus meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengendalian OPT sejak dini. Penerapan budidaya kelapa yang baik, mulai dari pemangkasan rutin, pengendalian gulma, hingga penggunaan varietas yang tahan penyakit, dapat menjadi solusi jangka panjang. Edukasi dan pendampingan teknis dari penyuluh atau lembaga terkait juga sangat dibutuhkan agar petani mampu mendeteksi gejala penyakit lebih awal. Dengan upaya bersama, penyakit bercak coklat maupun hama lainnya dapat dikendalikan, sehingga kebun kelapa tetap menghasilkan dan berkelanjutan.

Daftar Pustaka

Buku Saku Kelapa Final Juni. 2021. (n.d.). Penyakit bercak coklat pada tanaman kelapa: Helminthosporium incurvatum dan Curvalaria maculans. Scribd.

Aneka UKM. (n.d.). 2022. Jenis-jenis hama dan penyakit pada kelapa beserta pengendaliannya. AnekaUKM.

Alat Pertanian.asia. 2023. Hama dan penyakit pada tanaman kelapa: Mengenal dan mengatasi ancaman bagi pertanian kelapa.


Bagikan Artikel Ini