Potensi Kumbang Coccinellidae Sebagai Predator Hama Kutu Putih pada Tanaman Kopi Liberika Di Provinsi Kalimantan Barat
Diposting Senin, 15 Desember 2025 03:12 pmOleh:
- Sunarti, S.P (POPT Ahli Madya BPTP Pontianak)
- Wahyudi (Dinas Perkebunan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sambas)
Menurut data USDA, Indonesia menjadi produsen kopi terbesar keempat di dunia untuk periode panen 2024/2025. Produksi kopi Indonesia tercatat sebanyak 10,7 juta kantong kopi, dengan masing-masing kantong seberat 60 kg. Brasil menduduki posisi puncak dengan 64,7 juta kantong, diikuti Vietnam (29 juta) dan Kolombia (13,2 juta). Ekspor kopi Indonesia sepanjang Januari-Juni 2025 mencapai 206,7 juta kg, dengan beberapa negara menjadi tujuan utamanya antara lain Amerika Serikat, Belgia, Jerman dan Mesir. Nilai ekspor kopi Indonesia mencapai US$1,13 miliar sepanjang enam bulan pertama di tahun 2025, dengan nilai ekspor tertinggi tercatat dari Amerika Serikat yang mencapai US$190,9 juta, Belgia, sebesar US$158,9 juta per Juni 2025, Jerman dengan US$84,1 juta, diikuti oleh Mesir sebesar US$82,8 juta.
Saat ini, Provinsi Kalimantan Barat sendiri memiliki perkebunan kopi rakyat dengan luas mendekati 12.000 hektar yang terdiri atas kopi Robusta (Coffea canephora var. robusta) dan Liberika (Coffea liberica var. Liberica). Produksi kopi di Kalimantan Barat juga mengalami peningkatan dimana pada tahun 2021 produksi kopi mencapai 3.167 ton sedangkan pada tahun 2022 menjadi 3.850 ton. Walaupun demikian apabila dibandingkan dengan luas lahan yang ada, produktifitas kopi Kalimantan Barat masih rendah yaitu di bawah 1 ton/ha (Tropis.co, 2023).
Pengembangan kopi Liberika di Kalimantan Barat dilaksanakan antara lain di Kabupaten Sambas dan Kabupaten Kayong Utara. Kopi Liberika yang dibudidayakan di Kabupaten Sambas dikenal dangan nama Kopi Liberika Sendoyan sedangkan kopi Liberika yang dibudidayakan di Kabupaten Kayong Utara dikenal dengan nama Kopi Liberika Kayong. Kopi Liberika Kayong menjadi tonggak penting pengembangan kopi lokal Kalimantan Barat setelah berhasil menerima sertifikat Indikasi Geografis. Mengutip Prokopim Kabupaten Kayong Utara, sertifikat IG ini didapatkan dari Kementerian Hukum dan HAM pada tahun 2023.
Kopi Liberika Sendoyan banyak diminati karena rendah kafein sehingga aman untuk lambung. Kopi ini memiliki karakteristik yang unik karena memiliki cita rasa buah seperti buah pisang dan nangka dan memiliki aromanya harum seperti buah nangka, sedangkan Kopi Liberika Kayong kaya akan citarasa dengan campuran susu coklat serta dibalut buah-buahan seperti apel hijau dan anggur. Setelah meminum kopi ini, biasanya akan ada sisa rasa kayu manis dan gula aren.
Gaya hidup masyarakat Kalimantan Barat yang tidak terlepas dari minum kopi. menjadi potensi pasar yang menjanjikan bagi kopi Liberika Kalimantan Barat. Namun sayang dari banyaknya warung kopi yang ada, biji kopi khas lokal Kalimantan Barat sangat sulit tersedia di sana. Kopi yang disajikan banyak berasal dari luar daerah, tentunya hal ini sangat memprihatinkan. Salah satu permasalahan industri kopi Indonesia dalam menghadapi pasar global yaitu rendahnya produktivitas dan mutu yang kurang memenuhi standar ekspor (Sugiarti 2019). Produktivitas kopi yang rendah salah satunya dikarenakan adanya serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) pada tanaman kopi (Efendi et al., 2022). Berdasarkan pengamatan di lapangan, adanya serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan masih merupakan faktor pembatas bagi produktivitas dan kualitas kopi Liberika di Kalimantan Barat. Hama yang banyak menyerang tanaman kopi Liberika antara lain hama penggerek buah kopi, penggerek batang merah, penggerek cabang dan ranting, kutu hijau, dan kutu putih (Permana & Masrilurrahman, 2021).
Klinik Tanaman Perkebunan BPTP Pontianak baru-baru ini menerima laporan adanya serangan kutu putih pada kopi Liberika di lahan kelompok Tani Bersatu di Desa Piantus Kecamatan Sejangkung Kabupaten Sambas. Pohon yang terserang sekitar 50 pohon dengan intesitas serangan ringan sampai sedang. Saat ini diketahui terdapat 3 (tiga) spesies kutu putih yang menyerang kopi yaitu Ferrisia virgata, Dysmicoccus neobrevipes serta Planococcus citri. Kutu putih dapat menyerang daun, bunga dan buah yang masih muda. Kutu putih dapat menghasilkan embun madu yang disukai semut dan bila produksi embun madu berlebih dapat menimbulkan cendawan jelaga pada daun tersebut yang dapat menyebabkan daun menjadi kerdil. Kehilangan hasil terjadi apabila terjadi apabila daun, buah terserang mengering rontok dan gugur. Serangan pada buah yang sudah agak besar (diameter sekitar 3 mm) menyebabkan buah akan berkerut dan menurunkan kualitas buah. Berdasarkan hasil penelitian, serangan kutu putih lebih banyak menyerang buah kopi dibandingkan dengan daun kopi.


Tanaman inang kutu putih selain kopi adalah kakao, jambu biji, alpokat, jeruk, cabai, pisang, mangga, lamtoro, tephrosia, gamal dan lain-lain .

Balai Pelindungan Tanaman Perkebunan Pontianak sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis yang berada di bawah Direktorat Perlindungan Perkebunan mempunyai tugas melaksanakan pengawalan perlindungan tanaman di Provinsi Kalimantan Barat perlu mencari teknik pengendalian hama kutu putih yang efektif, efisien dan spesifik lokasi serta ramah lingkungan untuk mengawal produksi kopi Liberika kebanggaan Kalimantan Barat ini. Pengendalian yang dilaksanakan adalah pengendalian yang dapat menjadi paket pengelolaan hama kutu putih yang berkelanjutan. Salah satu Agen Pengendali Hayati (APH) yang mempunyai potensi sebagai pengendali hama kutu putih kopi adalah kumbang predator dari golongan Coccinellidae.
Menurut Borror (1992) ordo Coleoptera adalah ordo yang terbesar dari serangga. Famili dari ordo Coleoptera yang berperan sebagai predator antara lain Coccinellidae, Shilphidae, Staphylinidae, Histeridae, Lampyridae, Cleridae, Cantharidae, Meloidae, Cincindelidae, Carabidae, Dysticidae, Hydrophilidae dan Gyrinidae (New 1991). Coccinellidae dan Carabidae dipandang sebagai agensia pengendali hayati penting serangga hama tanaman. Famili Coccinellidae paling banyak berperan sebagai predator hama kutu. Kumbang Coccinellidae merupakan pengendali populasi hama serangga seperti kutu sisik, tungau, kutu putih, aphid dan kumbang tepung (Shanker et al, 2018; Darwish, 2019).
Coccinellidae memiliki keanekaragaman yang cukup tinggi, diperkirakan ada 5000 spesies di seluruh dunia sedangkan di Indonesia diperkirakan lebih dari 300 jenis yang tersebar luas . Banyak jenis Coccinellidae predator di Indonesia yang memiliki potensi besar dalam pengendalian populasi berbagai jenis hama tanaman (Efendi et al, 2016). Penelitian pada tanaman cabai merah, diketahui inang kumbang Coccinellidae yaitu Mycus percicae Aphis cracivora yang merupakan spesies kutu daun, Planococus citri (kutu putih) dan Bemisia tabaci (kutu kebul) (Cahyono et al. 2018). Pengendalian hama kutu putih Ferrisia virgata dapat dilakukan secara hayati dengan menggunakan musuh alaminya yaitu predator dari famili Coccilinellidae antara lain Curinus coerulus dan Coccinella repanda (Mariam, 2006). Sementara itu jenis Coccinelllidae yang lain yaitu Coccinella transversalis diketahui sebagai predator hama Thrips parvispinus, Aphis gossypii Glover dan Bemisia tabaci.
Sejauh ini belum tersedia informasi mengenai potensi kumbang Coccinellidae sebagai agen pengendali hayati hama kutu putih pada tanaman kopi Liberika. Untuk mengetahui sejauhmana potensi tersebut, perlu dilaksanakan kegiatan Pemanfaatan Potensi Kumbang Coccinellidae Sebagai Predator Hama Kutu Putih pada Tanaman Kopi Liberika di Kalimantan Barat. Beberapa Coccinellidae yang berfungsi sebagai predator dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.

Kegiatan Pemanfaatan Kumbang Coccinellidae Sebagai Predator Kutu Putih Pada Tanaman Kopi Liberika dapat dilaksanakan secara in vivo di Laboratorium kemudian dilanjutkan dengan kegiatan in vivo di kebun kopi Liberika di Provinsi Kalimantan Barat dengan luasan terbatas terlebih dahulu, selanjutnya kegiatan dapat dilaksanakan di beberapa tempat lokasi kebun kopi yang mengalami serangan kutu putih ini. Hasil akhir kegiatan dapat dijadikan rekomendasi untuk pengendalian kutu putih pada tanaman kopi khususnya umumnya pada tanaman inang lain kutu putih seperti kakao atau jarak pagar. Kegiatan pengendalian menggunakan predator dapat dipadukan dengan pemupukan pada tanaman kopi. Hasil dari kegiatan berbentuk rekomendasi yang dapat dilaksanakan oleh petani kopi Liberika atau kopi jenis lainnya Kalimantan Barat khususnya umumnya oleh petani kopi di wilayah lainnya di Indonesia. Harapan kita pemanfaatan predator ini dapat menjadi salah satu paket teknologi yang ramah lingkungan sehingga prinsip-prinsip pengelolaan kebun kopi yang berkelanjutan dapat terwujud.
Daftar Pustaka
Borror. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga, edisi VI. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Cahyono DB, Hasna A, Tolangara AR. 2018. Hama Pada Cabai Merah. Techno: Jurnal Penelitian 6:18.
Darwish AAE. 2019. The Predation Efficiency And Feeding Preference of Coccinella septempunctata L. and Coccinella undecimpunctata L.(Coleoptera: Coccinellidae) On Some Prey Species. Menoufia Journal of Plant Protection. 4(1): 7-1
Efendi, S., Yaherwendi dan N. Novri. 2016. Studi Preferensi dan Tanggap Fungsional Menochilus sexmaculatus dan Coccinella transversalis pada Beberapa Mangsa yang Berbeda. 2(2): 125 – 131
Effendi,S. 2023 Keanekaragaman Coccinellidae Predator Pada Ekosistem Pertanian Organik Dan Anorganik Di Provinsi Sumatera Barat. Bioscientist : Jurnal Ilmiah Biologi Bioscientist . 11 (2) : 1450-1467
Mariam, S. 2006, Potensi Pengembangan Tanaman Jarak Pagar Untuk Sumber Bahan Baku Biofuel, Jurusan Ilmu Tanah Dan Manajemen Sumberdaya Lahan. Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Bandung
Permana, R. D., & Masrilurrahman, L. L. S. (2021). Identifikasi Tingkat Kerusakan Pada Tanaman Kopi Yang Di Sebabkan Oleh Hama Di Desa Karang Sidemen Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah. Jurnal Silva Samalas, 4(1), 10–14.
Sarwar M. 2016. Food Habits Or Preferences And Protecting Or Encouraging Of Native Ladybugs (Coleoptera: Coccinellidae). International Journal Of Zoology Studies. 1(3): 13-18.
Shanker C, Chintagunta L, Muthusamy S, Vailla S, Srinivasan A, Katti G. 2018. Flora Surrounding Rice Fields As A Source Of Alternative Prey For Coccinellids Feeding on The Pests of Rice. European Journal of Entomology. 115: 364-371.
Sugiarti, L. (2019). Identifikasi Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Kopi Di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Winaya Mukti. Jurnal Agro Wiralodra, 2(1), 16–22.
Sumayanti HI. 2021. Identifikasi Hama Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.) dan musuh alami di Kecamatan Curug Kota Serang Provinsi Banten. Jurnal Ilmu Pertanian Tirtayasa. 3 (1): 229–41.
Tropis.co. 2023, Juni 09. Kalbar Fokuskan Pengembangan Kopi Jenis Liberika. Retrieved November 10, 2023, from Tropis.co : https:// tropis.co/ 2023/06/09/kalbarfokuskan-pengembangan-kopi-jenis-liberika